Review Film : Birds Of Prey – Emansipasi Nyentrik Ala Harley Quinn - Hallo sahabat Dev-Create, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Review Film : Birds Of Prey – Emansipasi Nyentrik Ala Harley Quinn, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Film, Artikel Review Film, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review Film : Birds Of Prey – Emansipasi Nyentrik Ala Harley Quinn
link : Review Film : Birds Of Prey – Emansipasi Nyentrik Ala Harley Quinn

Baca juga


Review Film : Birds Of Prey – Emansipasi Nyentrik Ala Harley Quinn

Pada awal tahun 2020, sebuah film pecahan dari DC muncul, berfokus pada tokoh Harley Quinn, yaitu film Bird Of Prey. Sensasi tidak nyaman dan nyentrik disana sini membuat ane merasa harus memberikan review film Bird Of Prey ini sesegera mungkin.




harley quinn pada birds of prey



Diproduksi oleh DC Films yang bekerja sama dengan Warner Bross. Dibintangi oleh Margot Roby sebagai Harley Quinn dan juga sekaligus produser pada film ini. Sutradara pada film Birds Of Prey ini adalah Cathy Yan, dimana sepertinya dia memang sering membuat film komedi di sepanjang karirnya sebagai sutradara.



Film Birds of Prey sendiri sebenarnya memiliki judul asli yang cukup panjang yakni Birds of Prey and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn. Dimana dari judulnya sudah terkesan bahwa film ini adalah Film-nya Harley Quinn. Dengan embel-embel Fantabulous Emancipation, yang sayangnya kamu akan kebingungan mencari emansipasinya ini disebelah mana.





Antusiasme penonton juga tidak terlalu ane rasakan, dimana ada banyak sekali jokes yang ditampilkan namun orang-orang juga tetap diam tanpa suara tawa dan tekesan krik-krik. Atau mungkin selera humor orang Indonesia berbeda dengan orang barat? Siapa tahu.



Sekarang, mari kita mulai review film Birds Of Prey 2020 ini.


Sinopsis Birds Of Prey


Sudut pandang tokoh yang disajikan ada pada Harley Quinn. Dimana ia sedang mengalami masa-masa sulit karena putus dengan kekasihnya, Joker. Depresi, kesepian dan patah hati parah.



Harley Quinn yang putus asa akhirnya mengungkapkan putusnya mereka berdua dengan membuat keonaran di kota dan membuang kalungnya. Ia bertekad untuk menjalani hidup bebas versi dirinya sendiri dan belajar mandiri.





Seluruh Gotham sebelumnya bisa jadi baik padanya karena semua orang takut pada Joker. Namun bagaimana jadinya ketika orang-orang tahu Harley dan Joker sudah putus?. Tentunya ini pula yang menjadi penyebab akhirnya mantan Joker ini malah dikerjar-kejar orang-orang yang tidak suka padanya.







Dibenci banyak orang, akhirnya membuatnya kabur disana-sini. Namun bukan Harley Quinn namanya apabila dia tidak bahagia. Dimanapun berada dia berusaha tetap santai dan melakukan apapun yang disukainya.





Hingga pada saat yang tidak terduga, penjahat besar yang sudah memendam rasa jengkelnya pada Harley Quinn sejak lama, yaitu Roman Sionis (Eman McGregor) dan pacar laki-lakinya Victor Zsasz (Chris Messina) malah ikut-ikutan memburunya. Tentunya ini cukup membuat Harley Quinn kelabakan dan akhirnya terpaksa menawarkan dirinya untuk mencari berlian Roman yang kabarnya menghilang, daripada harus dibunuh oleh Roman.



Pada perjalanan mencari berlian tersebut, Harley Quinn secara tidak sengaja malah bekerja sama dengan pemanah misterius Huntress (Mary Elizabeth Winstead), penyanyi Black Canary (Jurnee Smollett-Bell), Polisi Renee Montoya (Rosie Perez) dan pencuri kecil Cassandra Cain (Ella Jay Basco).



Ujung-ujungnya keempat cewek ini malah berusaha melindungi si pencuri kecil Cassandra Cain dan berakhir perang fisik dengan anak buah Roman.




Penokohan di film Birds of Prey


Entah kenapa, pesona utama dari Harley Quinn di film tunggalnya ini malah tercuri oleh Huntress. Dimana ia memang cuma muncul di setengah film, namun jujur saja latar belakang pribadinya dan sisi polos kasarnya malah terlihat paling mencuri perhatian disini.







Huntress merupakan tokoh favorit ane yang sepertinya memang digarap secara bagus ketika dia melakukan hal konyol. Perbedaan ini sangat terasa apabila kita membandingkannya dengan sisi konyol yang juga diberikan pada tokoh lainnya.





Keempat cewek pada film Birds of Prey ini diletakkan pada situasi dimana dunia memang tidak memihak wanita. Dan itulah mengapa mereka mungkin memiliki rasa yang sama dan dapat bekerja sama.




Tidak Akan Ada Joker


Yups, walaupun tokoh utamanya adalah mantan kekasih Joker, kamu tidak akan menemui Villain nomor 1 di DC itu pada film Birds of Prey. Joker hanya disebut berkali-kali sepanjang film, namun dia tidak akan muncul.






Hanya ada beberapa kali potongan kartun Joker di sela-sela curhatan Harley. Namun Joker versi manusia yang ditampilkan wajahnya, tidak akan dijumpai sedikitpun disini.




CGI dan Sinematografi Keren


Semua grafis dan pengambilan gambar di film ini tidak membosankan untuk dilihat. Warna warni, walaupun dibagian tertentu ada juga yang rona gelap. Namun tidak membuat mata lelah untuk memandang.





Kamu akan diberi tahu secara visual mengenai betapa kacau dan randomnya penduduk di Gotham. Kekacauan dan rona manis khas Harley Quinn berhasil dikombinasikan dengan tone-tone yang nyentrik abis.




Pemilihan Musik fim Birds of Prey


Jiwa dari film adalah dari pengemasan audio-nya. Tentunya film Birds of Prey tidak kalah mencuri perhatian dengan memberikan soundtrack yang keren. Dua lagu yang digunakan sebagai OST di film ini cukup menjadi favorit ane.



Yang pertama adalah OST nya dari Saweetie and GALXARA - Sway With Me yang sekilas mengingatkan kita pada lagu jadul berjudul Sway.







Lagu lain yang digunakan pada film Bird of Prey adalah Jokes on You dari Charllote Lawrence. Dimana lagu ini terkesan mewah dan cukup membuat depresi sih memang. Saking ikoniknya, setiap ane mendengar lagu ini, langsung terbayang Harley Quinn yang nyemplung ke cairan beracun. (wkwkwk)



Ada juga lagu berjudul Diamonds yang dinyanyikan oleh Megan The Stallion & Normani yang tak kalah nyentrik dan juga lagu-lagu lainnya.




Nyentrik Sih, tapi...


Lokasi paling ane suka di film Birds of Prey ini adalah taman bermain. Dimana rasa nyentrik dan berseni yang ditampilkan sungguh terlihat maksimal. Tentunya dikombinasikan dengan suasana menakutkan yang aneh. Cukup membuat deg-deg an ketika pertarungan sengit terjadi di dalam sana.





Detail nyentrik juga akan terlihat disepanjang film. Baju warna-warni Harley, bahkan kamarnya yang sederhana berhasil disulap bernuansa nyentrik yang imut sekaligus terlihat nyaman.







Sayangnya, ini membuat beberapa scene telihat sia-sia dengan detail dan percakapan ala orang-orang kaya yang sepertinya tidak terlalu penting. Adegan seperti ini muncul berkali-kali terutama dari tokoh Roman yang suka curcol sesuatu yang membosankan.




Alur Yang ‘Sak Karepe Dewe’


Oke, jika kita kembali mengingat bahwa film ini berfokus pada curhatan Harley Quinn dan melihat bagaimana urakannya si Harley Quinn memang terserah dia juga sih maunya film ini dibawa kemana. Namun alur maju mundurnya yang terkesan ngawur bikin penonton agak jengkel dan nggak ada keren-kerennya.





Mungkin tujuannya memang ingin terlihat seperti obrolan antar cewek yang suka curhat maju mundur secara random. Namun apabila diterapkan pada film, sungguh ini sangat tidak bagus dan malah terlihat acak-acakan.




Tidak Sesuai Tema


Di awal pembahasan, ane sudah berkata bahwa pada judul aslinya Birds of Prey and the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn, disana terselip Fantabulous Emancipation. Faktanya, sepanjang film yang ane rasakan hanya rasa Fantabulous tanpa Emancipation sama sekali.



Bisa dibilang, ini memang film yang muncul di masa keemasan ‘Girls Power’ pada 2019-2020. Seperti halnya Charlies Angels yang juga mengedepankan aksi para cewek dan bagaimana mereka mengatasi stigma rasis masyarakat pada wanita, mungkin Birds Of Prey ini ingin menunjukkan hal yang sama.











Namun karena dipenuhi scene hura-hura yang tidak penting, poin ini malah tidak tersampaikan secara maksimal. Fokus utama malah pada kegiatan random Harley Quinn dan klimaks akhir kisah para cewek hanya ada di ujung film.







Terlepas dari seberapa bagus dan seberapa buruknya film Birds of Prey, tentunya pendapat diatas adalah pendapat dari ane. Dan bisa jadi berbeda dengan kalian.



Bagi kalian yang belum menonton, bisa jadi Birds of Prey dapat dimasukkan ke dalam list tontonan selanjutnya. Jadi, silahkan tinggalkan komentar di bawah.


Demikianlah Artikel Review Film : Birds Of Prey – Emansipasi Nyentrik Ala Harley Quinn

Sekianlah artikel Review Film : Birds Of Prey – Emansipasi Nyentrik Ala Harley Quinn kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review Film : Birds Of Prey – Emansipasi Nyentrik Ala Harley Quinn dengan alamat link https://dev-create.blogspot.com/2020/02/review-film-birds-of-prey-emansipasi.html